Dashboard UPT Perpustakaan

Buku ini membahas kondisi dan dinamika perekonomian Indonesia setelah era Reformasi 1998. Amir Machmud menganalisis berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi dalam ekonomi nasional, baik dari segi kebijakan maupun implementasi.

Buku ini membahas kondisi dan dinamika perekonomian Indonesia setelah era Reformasi 1998. Amir Machmud menganalisis berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi dalam ekonomi nasional, baik dari segi kebijakan maupun implementasi.

Buku ini membahas kondisi dan dinamika perekonomian Indonesia setelah era Reformasi 1998. Amir Machmud menganalisis berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi dalam ekonomi nasional, baik dari segi kebijakan maupun implementasi.

Buku ini membahas kondisi dan dinamika perekonomian Indonesia setelah era Reformasi 1998. Amir Machmud menganalisis berbagai tantangan dan perubahan yang terjadi dalam ekonomi nasional, baik dari segi kebijakan maupun implementasi.

Buku "Perempuan dan Literasi Digital: Antara Problem, Hambatan, dan Arah Pemberdayaan" karya Rahayu dkk. membahas isu-isu terkait dengan literasi digital di kalangan perempuan, termasuk tantangan yang dihadapi dan potensi pemberdayaan melalui teknologi digital.

Buku "Perempuan dan Literasi Digital: Antara Problem, Hambatan, dan Arah Pemberdayaan" karya Rahayu dkk. membahas isu-isu terkait dengan literasi digital di kalangan perempuan, termasuk tantangan yang dihadapi dan potensi pemberdayaan melalui teknologi digital.

Buku "Perempuan dan Literasi Digital: Antara Problem, Hambatan, dan Arah Pemberdayaan" karya Rahayu dkk. membahas isu-isu terkait dengan literasi digital di kalangan perempuan, termasuk tantangan yang dihadapi dan potensi pemberdayaan melalui teknologi digital.

Buku "Perempuan dan Literasi Digital: Antara Problem, Hambatan, dan Arah Pemberdayaan" karya Rahayu dkk. membahas isu-isu terkait dengan literasi digital di kalangan perempuan, termasuk tantangan yang dihadapi dan potensi pemberdayaan melalui teknologi digital.

Buku "Perempuan dan Literasi Digital: Antara Problem, Hambatan, dan Arah Pemberdayaan" karya Rahayu dkk. membahas isu-isu terkait dengan literasi digital di kalangan perempuan, termasuk tantangan yang dihadapi dan potensi pemberdayaan melalui teknologi digital.

Buku ini menghadirkan serangkaian perjalanan pikiran dan kerja sembilan perempuan, dalam menempuh arena bernama rimba promblematik yang menempatkan perempuan sebagai kelompokrentan sekaligus korban.

Pembangunan sektor agribisnis identik dengan pembangunan ekonomi secara nasional. hal ini karena sektor agribisnis merupakan motor pengerak perekonomian untuk meningkatkan pendapatan nasional melalui produk domestik bruto (PDB) yang didukung oleh lima subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan holtikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kelautan dan perikanan dan subsektor kehutanan. mengingat ekspor nonmigas Indonesia adalah 60% berasal dari komoditas agribisnis seperti karet, CPO, non kayu, kopi, ikan/udang, dan bubur kertas dengan tujuan pangsa pasar utama Jepang dan USA. Buku ini mengemukakan bahwa perencanaan yang baik dan menghasilkan manfaat bagi pelaku ekonomi seperti investor. Fungsi manajemen pada pengelolaan proyek dan evaluasi agribisnis perlu dikedepankan agar tidak membawa kerugian dengan perhitunagn net Present Value (NPV) > 0, Net B/C Ratio > 1 dan Internal Rate of retum (IRR) Lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku. Sebab setiap Rp1,00 modal investasi yang ditanamkan harus kembali dengan berlipat ganda di masa depan dengan pendekatan " time is money " dengan pengadaan arus kas biaya - Benefit Discount Factors/Present Value.

Pembangunan sektor agribisnis identik dengan pembangunan ekonomi secara nasional. hal ini karena sektor agribisnis merupakan motor pengerak perekonomian untuk meningkatkan pendapatan nasional melalui produk domestik bruto (PDB) yang didukung oleh lima subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan holtikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kelautan dan perikanan dan subsektor kehutanan. mengingat ekspor nonmigas Indonesia adalah 60% berasal dari komoditas agribisnis seperti karet, CPO, non kayu, kopi, ikan/udang, dan bubur kertas dengan tujuan pangsa pasar utama Jepang dan USA. Buku ini mengemukakan bahwa perencanaan yang baik dan menghasilkan manfaat bagi pelaku ekonomi seperti investor. Fungsi manajemen pada pengelolaan proyek dan evaluasi agribisnis perlu dikedepankan agar tidak membawa kerugian dengan perhitunagn net Present Value (NPV) > 0, Net B/C Ratio > 1 dan Internal Rate of retum (IRR) Lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku. Sebab setiap Rp1,00 modal investasi yang ditanamkan harus kembali dengan berlipat ganda di masa depan dengan pendekatan " time is money " dengan pengadaan arus kas biaya - Benefit Discount Factors/Present Value.

Pembangunan sektor agribisnis identik dengan pembangunan ekonomi secara nasional. hal ini karena sektor agribisnis merupakan motor pengerak perekonomian untuk meningkatkan pendapatan nasional melalui produk domestik bruto (PDB) yang didukung oleh lima subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan holtikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kelautan dan perikanan dan subsektor kehutanan. mengingat ekspor nonmigas Indonesia adalah 60% berasal dari komoditas agribisnis seperti karet, CPO, non kayu, kopi, ikan/udang, dan bubur kertas dengan tujuan pangsa pasar utama Jepang dan USA. Buku ini mengemukakan bahwa perencanaan yang baik dan menghasilkan manfaat bagi pelaku ekonomi seperti investor. Fungsi manajemen pada pengelolaan proyek dan evaluasi agribisnis perlu dikedepankan agar tidak membawa kerugian dengan perhitunagn net Present Value (NPV) > 0, Net B/C Ratio > 1 dan Internal Rate of retum (IRR) Lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku. Sebab setiap Rp1,00 modal investasi yang ditanamkan harus kembali dengan berlipat ganda di masa depan dengan pendekatan " time is money " dengan pengadaan arus kas biaya - Benefit Discount Factors/Present Value.

Pembangunan sektor agribisnis identik dengan pembangunan ekonomi secara nasional. hal ini karena sektor agribisnis merupakan motor pengerak perekonomian untuk meningkatkan pendapatan nasional melalui produk domestik bruto (PDB) yang didukung oleh lima subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan holtikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kelautan dan perikanan dan subsektor kehutanan. mengingat ekspor nonmigas Indonesia adalah 60% berasal dari komoditas agribisnis seperti karet, CPO, non kayu, kopi, ikan/udang, dan bubur kertas dengan tujuan pangsa pasar utama Jepang dan USA. Buku ini mengemukakan bahwa perencanaan yang baik dan menghasilkan manfaat bagi pelaku ekonomi seperti investor. Fungsi manajemen pada pengelolaan proyek dan evaluasi agribisnis perlu dikedepankan agar tidak membawa kerugian dengan perhitunagn net Present Value (NPV) > 0, Net B/C Ratio > 1 dan Internal Rate of retum (IRR) Lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku. Sebab setiap Rp1,00 modal investasi yang ditanamkan harus kembali dengan berlipat ganda di masa depan dengan pendekatan " time is money " dengan pengadaan arus kas biaya - Benefit Discount Factors/Present Value.

Pembangunan sektor agribisnis identik dengan pembangunan ekonomi secara nasional. hal ini karena sektor agribisnis merupakan motor pengerak perekonomian untuk meningkatkan pendapatan nasional melalui produk domestik bruto (PDB) yang didukung oleh lima subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan holtikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kelautan dan perikanan dan subsektor kehutanan. mengingat ekspor nonmigas Indonesia adalah 60% berasal dari komoditas agribisnis seperti karet, CPO, non kayu, kopi, ikan/udang, dan bubur kertas dengan tujuan pangsa pasar utama Jepang dan USA. Buku ini mengemukakan bahwa perencanaan yang baik dan menghasilkan manfaat bagi pelaku ekonomi seperti investor. Fungsi manajemen pada pengelolaan proyek dan evaluasi agribisnis perlu dikedepankan agar tidak membawa kerugian dengan perhitunagn net Present Value (NPV) > 0, Net B/C Ratio > 1 dan Internal Rate of retum (IRR) Lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku. Sebab setiap Rp1,00 modal investasi yang ditanamkan harus kembali dengan berlipat ganda di masa depan dengan pendekatan " time is money " dengan pengadaan arus kas biaya - Benefit Discount Factors/Present Value.